TEORI ILMU BUDAYA
Muhammad
luthfi alfian sampurna
11221312
1EA07
BAB
I
PENDAHULUAN
Istilah budaya sudah sering kita
dengar dalam kehidupan sehari-hari. Kita tentu akrab dengan kata budaya karena
Indonesia sendiri merupakan negeri yang kaya akan budaya di setiap penjuru
wilayahnya. Namun sudahkah kamu memahami betul definisi dari budaya?
Sebagai
masyarakat yang hidup dalam keanekanragaman budaya kita patut memahami
pengertian budaya agar semakin mencintai budaya yang kita miliki. Kita dapat
memahami kebudayaan melalui pengertian budaya menurut para ahli.
Kata
budaya sendiri berasal dari bahasa sansekerta yaitu budhayah yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi dengan arti budi atau akal. Sedangkan dalam bahasa
Inggris budaya dikenal dengan kata culture yang berasal dari bahasa latin yaitu
colore yang berarti mengolah atau mengerjakan.
Istilah
culture sendiri juga digunakan dalam bahasa Indonesia dengan kata serapan
"kultur". Budaya dikaitkan
dengan bagian dari budi dan akal manusia. Budaya merupakan pola atau cara hidup
yang terus berkembang oleh sekelompok orang dan diturunkan pada generasi
berikutnya.
Beberapa
ahli telah mendefinisikan arti budaya menurut pemahaman dan ilmu mereka
masing-masing. Pengertian budaya menurut para ahli ini dijadikan acuan bagi
banyak orang yang ingin mempelajari lebih lanjut mengenai kebudayaan.
Pengertian budaya menurut para ahli dapat mempermudah kita memahami arti budaya
dan dapat mendefinisikannya sesuai dengan pemahaman kita sendiri.
Latar belakang ilmu budaya
Latar
belakang ilmu budaya dasar bermula dari kritik yang diberikan oleh sejumlah
cendikiawan mengenai sistem pendidikan kita yang dinilai sebagai warisan sistem
pendidikan pemerintahan Belanda pada masa penjajahan. Sampai sekarang, sistem pendidikan
yang terkotak-kotak telah menghasilkan banyak tenaga ahli yang berpengalaman
dalam disiplin ilmu tertentu. Padahal pendidikan itu seharusnya lebih ditujukan
untuk menciptakan kaum cendikiawan daripada mencetak tenaga yang terampil. Para
lulusan perguruan tinggi diharapkan dapat berperan sebagai sumber utama bagi
pembangunan Negara secara menyeluruh.
Latar
belakang diberikannya IBD selain melihat konteks budaya Indonesia, dalam rangka
menyempurnakan pembentukan sarjana. Perguruan tinggi diharapkan dapat
menghasilkan sarjana-sarjana yang mempunyai pengetahuan yang terdiri atas :
Kemampuan
akademis yang merupakan kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan
maupun tulisan, menguasai peralatan analisis, maupun berfikir logis.
Kemampuan
profesional yang merupakan kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang
bersangkutan.
Kemampuan
personal yang merupakan kemampuan kepribadian. Dengan kemampuan ini para tenaga
ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap, tingkah
laku dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan
mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan dan kenegaraan, serta memiliki
pandangan yang luas dan peka terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh
masyarkat Indonesia.
Latar
belakang diberikannya mata kuliah IBD dalam konteks budaya, Negara dan
masyarakat Indonesia berikut contohnya:
Kenyataan
bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan segala
keanekaragaman budaya
Membangunan
telah membawa perubahan dalam masyarakat yang menimbulkan pergeseran system
nilai budaya dan sikap yang mengubah anggota masyarakat terhadap nilai-nilai
budaya
Kemajuan
dalam bidang teknologi komunikasi massa dan transportasi, membawa pengaruh
terhadap intensitas kontak budaya antarsuku maupun dengan kebudayaan dari luar.
Pokok bahasan ilmu budaya dasar
Pokok
bahasan ilmu budaya dasar adalah masalah-masalah kemanusiaan dan budaya.
Menurut Budi Darma menyitir pendapat Arthur Koeslaer dalam The Act of Creation
dan Wolter Kaufmann dalam The Future of The Humanities, masalah kemanusiaan dan
budaya telah diungkapkan secara halus oleh ahli-ahli seni dan filsafat dalam
karya seni dan filsafat.
Bila
seseorang mempelajari karya-karya seni dan filsafat, maka ia akan menjiwai
pemasalahannya. Permasalahan tersebut antara lain kekuatan, kekuasaan, benturan
individu dengan masyarakat, hubungan cinta kasih, cinta dan tanggung jawab,
pengorbanan, keprcayaan dan akal budi. Permasalahan lainnya dapat pula ditinjau
dari gabungan persoalan biologi, etika dan budaya, seperti permasalahan hak
untuk hidup, hak untuk mati, tanggung jawab dan kewajiban dalam hidup. (http://nadyarizkiamalia.blogspot.com/2016/04/ilmu-budaya-dasar12.html)
BAB II
LANDASAN
TEORI
Ilmu
budaya dasar menurut para ahli
1. E.B. Taylor
Seorang
antropolog Inggris bernama E.B Taylor mendefinisikan budaya sebagai sesuatu
kompleks yang mencakup pengetahuan kepercyaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat dan lainnya yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat
2. Kluckhohn dan Kelly
Pengertian
budaya menurut Clyde Kluckhohn dan William Henderson Kelly dalam bukunya The
concept of culture adalah semua rancangan hidup yang diciptakan secara historis
baik secara eksplisit, implisit, rasional, irasional, dan nonrasional, yang ada
pada waktu tertentu sebagai panduan potensial dalam perilaku manusia.
3. Louise Damen
Louise
Damen menulis dalam bukunya Culture Learning: The Fifth Dimension in the
Language Classroom, bahwa budaya mempelajari berbagi pola atau model manusia
untuk hidup seperti pola hidup sehari-hari. Pola dan model ini meliputi semua
aspek interaksi sosial manusia. Budaya adalah mekanisme adaptasi utama umat
manusia.
4. Geert Hofstede
Menurut
Geert Hofstede seorang psikolog sosial Belanda dalam bukunya National cultures
and corporate cultures. In L.A. Samovar & R.E. Porter (Eds.), Communication
Between Cultures bahwa budaya adalah pemrograman kolektif pikiran yang
membedakan anggota dari satu kategori orang dari yang lain.
5. Selo Soemardjan dan
Soelaeman Somardi
Selo Soemardjan merupakan
sosiolog serta tokoh pendidikan dan pemerintahan di Indonesia. Sedangkan
Soelaeman Somardi merupakan seorang sosiolog Indonesia. Keduanya merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya,
rasa dan cipta masyarakat.
6. William H. Haviland
Menurut William H.
Haviland kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki
bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para
anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di terima
oleh seluruh masyarakat.
BAB II
KESIMPULAN
Dari
pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan:
– Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang
berakal, berbudi, dan berbudaya
– Wujud budaya dapat bersifat konkret yaitu
sebagai ide, gagasan, norma dan peraturan bagi manusia dan abstrak yaitu
sebagai tinfakan, peraturan, dan aktivitas manusia.
– Kebudayaan merupakan hasil cipta, karsa,
rasa manusia yang diperoleh dari perkembangan manusia sebagai masyarakat.
Sumber :
·
https://www.liputan6.com/citizen6/read/3868276/pengertian-budaya
· http://nadyarizkiamalia.blogspot.com/2016/04/ilmu-budaya-dasar12.html
Comments
Post a Comment